Selasa, 19 April 2011

TEHNIK BUDIDAYA TANAMAN JARAK




Karakteristik inovasi teknologi
          Varietas unggul jarak kepyar yang sudah dilepas adalah Asb 22, Asb 60 dan Asb 81. Ketiga varietas tersebut sesuai untuk daerah kering beriklim kering, masing-masing memiliki potensi produksi 2.500 – 3.200 kg/ha. Tanaman jarak kepyar tumbuh baik pada tanah ringan, yakni lempung berpasir, cukup mengandung bahan organik dan mempunyai drainase serta aerasi baik dengan pH 5 – 6,5. 

Tanaman jarak kepyar tidak tahan genangan air walaupun hanya beberapa hari, selain itu juga tidak tahan pada tanah berkadar garam tinggi. Tanaman ini toleran terhadap kondisi kering sehingga tanaman ini tersebar pada areal bercurah hujan rendah yaitu 300 – 700 mm/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian 5 – 450 m d.p.l. Pada saat ini sudah ada 3 varietas jarak kepyar yang sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian yaitu, 1)Asembagus 22 (Asb 22), 2) Asembagus 60 (Asb 60), 3) Asembagus 81 (Asb 81)

Keunggulan/nilai tambah inovasi:
           Jarak kepyar sesuai dikembangkan di daerah beriklim kering. Keunggulan tanaman jarak antara lain mampu menghasilkan biji pada musim kemarau, ketika tanaman lain tidak mampu tumbuh, serta adaptif ditumpangsarikan dengan tanaman lain misalnya wijen, kacang hijau ataupun jagung.
Cara penggunaan inovasi , Pengolahan tanah
Lahan yang akan digunakan untuk penanaman jarak kepyar dibersihkan dari sisa tanaman lama atau gulma. Dalam kondisi basah tanah diolah dengan bajak 2-3 kali secara membujur dan menyilang petakan, kemudian diratakan dan dibuatkan saluran drainase secukupnya. Selanjutnya dilakukan pemasangan air jarak tanam antar barisan sesuai jarak tanam yang digunakan.
Tanam dan Sistem tanam
Waktu tanam dilakukan pada awal musim penghujan agar pada saat memasuki musim kemarau tanaman sudah memiliki ketahanan yang cukup terhadap cekaman kekeringan. Pola tanam yang dianjurkan adalah pola tumpangsari dengan wijen, jagung, kacang tanah maupun kedelai. Jarak tanam jarak kepyar untuk pola tumbangsari adalah 3 - 6 m antar barisan dan 2 m dalam barisan. Pada antar barisan dapat diisi tanaman tumpangsari dengan jarak tanam sesuai masing-masing komoditas. Tanam dilakukan menggunakan tali pelurus yang sudah diberi tanda jarak tanam dalam barisan, benih jarak kepyar ditanam secara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang diisi 2 – 3 butir. Kebutuhan benih untuk 1 ha berkisar antara 2 – 3 kg.
Pemeliharaan tanaman
Penyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam, sedangkan penjarangan dilakukan secara bertahap, pada umur 2 minggu, disisakan 2 tanaman per lubang kemudian pada umur 3 minggu disisakan 1 tanaman terbaik per-lubang. Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu, penyiangan berikutnya pada umur 6-8 minggu tergantung kondisi gulma di lapangan. Setelah selesai penyiangan kedua dilakukan pembumbunan.

Pemupukan
Pemupukan pada jarak kepyar mutlak diperlukan agar produktivitas dan mutu benih dapat maksimal. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan sangat tergantung dari tingkat kesuburan tanah, untuk kondisi umum dosis pupuk per ha adalah: 40 – 60 kg N, 20 - 45 kg P2O5 , 15 – 30 kg K2O. Pemupukan dilakukan 2 kali: pemupukan I pada saat tanam atau 2 minggu setelah tanam dengan seluruh dosis P2O5 + K2O + 1/3 dosis N. Pemupukan II pada umur 8 – 9 minggu setelah tanam dengan 2/3 dosis N.
Pengairan
Pengairan diperlukan apabila terjadi kekeringan terutama pada saat tanaman memasuki fase pembuahan.
Panen dan Prosesing Benih
Saat panen yang tepat dilakukan apabila buah sudah mulai mengering. Panen yang dilakukan terlalu awal akan menurunkan kuantitas dan mutu hasil, sebaliknya apabila terlambat berakibat hilangnya produksi karena buah pecah sebelum dipanen. Tingkat kemasakan buah dalam satu malai (tros) tidak bersamaan sehingga sebaiknya panen dilakukan apabila 75% buah dalam tros sudah mengering. Pemanenan dilakukan menggukanan pisau yang tajam untuk memotong tangkai malai dibawah kedudukan buah. Malai buah yang telah dipetik langsung dijemur. Pada saat penjemuran buah dapat pecah dengan sendirinya, buah yang tidak pecah dapat dipukul pelan-pelan sehingga kulit biji tidak pecah, atau dikupas menggunakan alat pemecah buah jarak. Biji dipisahkan dari kulit dan kotoran lain dengan ditampi, selanjutnya dijemur hingga kadar air mencapai 7 – 9 %. Sebelum dipasarkan biji dikemas dalam karung dan disimpan di tempat kering.

Alat pengupas buah jarak sederhana. Untuk memutar roda pengupasnya menggunakan tenaga manusia dengan cara dikayuh seperti sepeda. Kapasitas kerja mesin mencapai 200 kg buah kering/jam, dengan persentase rusak kurang dari 1%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar