Karakteristik inovasi teknologi
Varietas
unggul jarak kepyar yang sudah dilepas adalah Asb 22, Asb 60 dan Asb 81. Ketiga
varietas tersebut sesuai untuk daerah kering beriklim kering, masing-masing
memiliki potensi produksi 2.500 – 3.200 kg/ha. Tanaman jarak kepyar tumbuh baik
pada tanah ringan, yakni lempung berpasir, cukup mengandung bahan organik dan
mempunyai drainase serta aerasi baik dengan pH 5 – 6,5.
Tanaman jarak kepyar
tidak tahan genangan air walaupun hanya beberapa hari, selain itu juga tidak
tahan pada tanah berkadar garam tinggi. Tanaman ini toleran terhadap kondisi
kering sehingga tanaman ini tersebar pada areal bercurah hujan rendah yaitu 300
– 700 mm/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian 5 –
450 m d.p.l. Pada saat ini sudah ada 3 varietas jarak kepyar yang sudah dilepas
berdasarkan SK Menteri Pertanian yaitu, 1)Asembagus 22 (Asb 22), 2) Asembagus
60 (Asb 60), 3) Asembagus 81 (Asb 81)
Keunggulan/nilai tambah inovasi:
Jarak
kepyar sesuai dikembangkan di daerah beriklim kering. Keunggulan tanaman jarak
antara lain mampu menghasilkan biji pada musim kemarau, ketika tanaman lain
tidak mampu tumbuh, serta adaptif ditumpangsarikan dengan tanaman lain misalnya
wijen, kacang hijau ataupun jagung.
Cara penggunaan inovasi , Pengolahan tanah
Lahan yang akan digunakan untuk penanaman jarak kepyar
dibersihkan dari sisa tanaman lama atau gulma. Dalam kondisi basah tanah diolah
dengan bajak 2-3 kali secara membujur dan menyilang petakan, kemudian diratakan
dan dibuatkan saluran drainase secukupnya. Selanjutnya dilakukan pemasangan air
jarak tanam antar barisan sesuai jarak tanam yang digunakan.
Tanam dan Sistem tanam
Waktu tanam dilakukan pada awal musim penghujan agar pada
saat memasuki musim kemarau tanaman sudah memiliki ketahanan yang cukup
terhadap cekaman kekeringan. Pola tanam yang dianjurkan adalah pola tumpangsari
dengan wijen, jagung, kacang tanah maupun kedelai. Jarak tanam jarak kepyar
untuk pola tumbangsari adalah 3 - 6 m antar barisan dan 2 m dalam barisan. Pada
antar barisan dapat diisi tanaman tumpangsari dengan jarak tanam sesuai
masing-masing komoditas. Tanam dilakukan menggunakan tali pelurus yang sudah
diberi tanda jarak tanam dalam barisan, benih jarak kepyar ditanam secara
ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang diisi 2 – 3 butir. Kebutuhan benih
untuk 1 ha berkisar antara 2 – 3 kg.
Pemeliharaan tanaman
Penyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam, sedangkan
penjarangan dilakukan secara bertahap, pada umur 2 minggu, disisakan 2 tanaman
per lubang kemudian pada umur 3 minggu disisakan 1 tanaman terbaik per-lubang.
Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu, penyiangan
berikutnya pada umur 6-8 minggu tergantung kondisi gulma di lapangan. Setelah
selesai penyiangan kedua dilakukan pembumbunan.
Pemupukan
Pemupukan pada jarak kepyar mutlak diperlukan agar
produktivitas dan mutu benih dapat maksimal. Jenis dan dosis pupuk yang
diberikan sangat tergantung dari tingkat kesuburan tanah, untuk kondisi umum
dosis pupuk per ha adalah: 40 – 60 kg N, 20 - 45 kg P2O5 , 15 – 30 kg K2O.
Pemupukan dilakukan 2 kali: pemupukan I pada saat tanam atau 2 minggu setelah
tanam dengan seluruh dosis P2O5 + K2O + 1/3 dosis N. Pemupukan II pada umur 8 –
9 minggu setelah tanam dengan 2/3 dosis N.
Pengairan
Pengairan diperlukan apabila terjadi kekeringan terutama
pada saat tanaman memasuki fase pembuahan.
Panen dan Prosesing Benih
Saat panen yang tepat dilakukan apabila buah sudah mulai
mengering. Panen yang dilakukan terlalu awal akan menurunkan kuantitas dan mutu
hasil, sebaliknya apabila terlambat berakibat hilangnya produksi karena buah
pecah sebelum dipanen. Tingkat kemasakan buah dalam satu malai (tros) tidak
bersamaan sehingga sebaiknya panen dilakukan apabila 75% buah dalam tros sudah
mengering. Pemanenan dilakukan menggukanan pisau yang tajam untuk memotong
tangkai malai dibawah kedudukan buah. Malai buah yang telah dipetik langsung
dijemur. Pada saat penjemuran buah dapat pecah dengan sendirinya, buah yang
tidak pecah dapat dipukul pelan-pelan sehingga kulit biji tidak pecah, atau
dikupas menggunakan alat pemecah buah jarak. Biji dipisahkan dari kulit dan
kotoran lain dengan ditampi, selanjutnya dijemur hingga kadar air mencapai 7 –
9 %. Sebelum dipasarkan biji dikemas dalam karung dan disimpan di tempat
kering.
Alat pengupas buah jarak sederhana. Untuk memutar roda
pengupasnya menggunakan tenaga manusia dengan cara dikayuh seperti sepeda.
Kapasitas kerja mesin mencapai 200 kg buah kering/jam, dengan persentase rusak
kurang dari 1%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar