Bertempat di Kantor Pangulu Bandar Masilam II dilaksanakan Pertemuan antara masyarakat Kecamatan Bandar Masilam dengan PT. GSA selaku suplier bibitJarak Kepyar yang turut dihadir Camat Bandar Masilam Afdoli, AP.MSi dan Koordinator Penyuluh Pertanian serta Pangulu se Kec- Bandar Masilam. Melalui Pertemuan tersebut bahwa masyarakat Bandar masilam telah bersedia mengembangkan tanaman Jarak Kepyar seluas 40,05 Ha dan untuk lahan percontohan diberikan seluas 7 Ha.
Pada Kesempatan tersebut, PT. GSA memberikan kesempatan kepada Gapoktan
Kecamatan Bandar Masilam untuk menampung hasil jarak kepyar masyarakat
dengan harga Rp. 4000,-. termasuk pendistribusian bibit jarak yang
diberikan oleh PT. GSA.
Bandar Masilam Kecamatan
Minggu, 15 Mei 2011
Kesepakatan Penanaman Jarak Kepyar
Sabtu, 07 Mei 2011
BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JARAK KEPYAR
Pada saat ini sudah ada 3 varietas jarak kepyar yang sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian yaitu, 1)Asembagus 22 (Asb 22), 2) Asembagus 60 (Asb 60), 3) Asembagus 81 (Asb 81)
Adapun deskripsi dari masing-masing varietas adalah sebagai berikut :
Varietas Asembagus 22
Spesies : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 40 – 48 hari
Umur panen I : 100 hari
Warna batang : kemerahan
Warna daun : hijau
Lapisan lilin : tebal
Warna biji : coklat dengan bintik kekuningan
Berat 100 biji : 40 gram
Potensi produksi : 3.000 kg/ha
Kadar minyak : 56 %
Proses pembijian : mudah
Ketahanan : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Varietas Asembagus 60
Spesies : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 50 – 57 hari
Umur panen I : 105 hari
Warna batang : hijau
Warna daun : hijau
Lapisan lilin : tebal
Warna biji : coklat dengan bintik keputihanan
Berat 100 biji : 36 gram
Potensi produksi : 2.600 kg/ha
Kadar minyak : 50 %
Proses pembijian : agak sulit
Ketahanan : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Varietas Asembagus 81
Spesies : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 55 – 65 hari
Umur panen I : 105 hari
Warna batang : Hijau
Warna daun : hijau
Lapisan lilin : tebal
Warna biji : blirik coklat tua
Berat 100 biji : 34 gram
Potensi produksi : 2.500 kg/ha
Kadar minyak : 53,5 %
Proses pembijian : mudah
Ketahanan : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Senin, 25 April 2011
Sejarah Suku Simalungun
Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun,
tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku Simalungun berasal
dari luar Indonesia.
Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang :
1. Gelombang pertama (Proto Simalungun), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
2. Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.
Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.
Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir.
Terbentuknya Simalungun
Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima (Raja Goraha) yaitu masing-masing bermarga:
• Saragih
• Sinaga
• Purba
Kemudian mereka dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan:
• Silou (Purba Tambak)
• Tanoh Djawa (Sinaga)
• Raya (Saragih)
Selama abad ke-13 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan kecil ini mendapatkan serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singhasari, Majapahit, Rajendra Chola (India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda.
Selama periode ini, tersebutlah cerita “Hattu ni Sapar” yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi “Laut Tawar” (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa Simalungun, artinya sekali pergi).
Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai Sima-sima ni Lungun, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun. (M.D Purba, 1997)
Kehidupan masyarakat Simalungun
Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. “Marga” memegang peranan penting dalam soal adat Simalungun. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda. Di Tapanuli sudah berdiri sekolah-sekolah, rumah sakit, dan sekolah-sekolah keterampilan lainnya sehingga sistem kehidupan Tapanuli lebih maju.
Kepercayaan
Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun.
Sebelum masuknya Misionaris Agama Kristen dari RMG pada tahun 1903, penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama Islam sedangkan Simalungun Barat menganut animisme. Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Budha yang menunggangi Gajah (Budha).
Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari “Datu” (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa, yaitu Dewa di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Dewa di tengah (dilambangkan dengan warna Merah), dan Dewa di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). 3 warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya.
Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.
Marga-Marga
Harungguan Bolon
Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR, yaitu:
• Sinaga
• Saragih
• Damanik
• Purba
Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).
Keempat raja itu adalah:
1. Raja Nagur bermarga Damanik
Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).
Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:
• Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
• Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
• Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih
Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.
Keturunannya adalah:
• Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
• Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang.
Saragih Garingging kemudian pecah menjadi 2, yaitu:
• Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei
• Dajawak, merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.
Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk.
Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.
Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang :
1. Gelombang pertama (Proto Simalungun), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
2. Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.
Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.
Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir.
Terbentuknya Simalungun
Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima (Raja Goraha) yaitu masing-masing bermarga:
• Saragih
• Sinaga
• Purba
Kemudian mereka dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan:
• Silou (Purba Tambak)
• Tanoh Djawa (Sinaga)
• Raya (Saragih)
Selama abad ke-13 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan kecil ini mendapatkan serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singhasari, Majapahit, Rajendra Chola (India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda.
Selama periode ini, tersebutlah cerita “Hattu ni Sapar” yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi “Laut Tawar” (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa Simalungun, artinya sekali pergi).
Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai Sima-sima ni Lungun, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun. (M.D Purba, 1997)
Kehidupan masyarakat Simalungun
Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. “Marga” memegang peranan penting dalam soal adat Simalungun. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda. Di Tapanuli sudah berdiri sekolah-sekolah, rumah sakit, dan sekolah-sekolah keterampilan lainnya sehingga sistem kehidupan Tapanuli lebih maju.
Kepercayaan
Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun.
Sebelum masuknya Misionaris Agama Kristen dari RMG pada tahun 1903, penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama Islam sedangkan Simalungun Barat menganut animisme. Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Budha yang menunggangi Gajah (Budha).
Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari “Datu” (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa, yaitu Dewa di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Dewa di tengah (dilambangkan dengan warna Merah), dan Dewa di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). 3 warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya.
Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.
Marga-Marga
Harungguan Bolon
Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR, yaitu:
• Sinaga
• Saragih
• Damanik
• Purba
Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).
Keempat raja itu adalah:
1. Raja Nagur bermarga Damanik
Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).
Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:
• Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
• Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
• Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih
Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.
Keturunannya adalah:
• Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
• Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang.
Saragih Garingging kemudian pecah menjadi 2, yaitu:
• Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei
• Dajawak, merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.
Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk.
Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.
Selasa, 19 April 2011
TEHNIK BUDIDAYA TANAMAN JARAK
Karakteristik inovasi teknologi
Varietas
unggul jarak kepyar yang sudah dilepas adalah Asb 22, Asb 60 dan Asb 81. Ketiga
varietas tersebut sesuai untuk daerah kering beriklim kering, masing-masing
memiliki potensi produksi 2.500 – 3.200 kg/ha. Tanaman jarak kepyar tumbuh baik
pada tanah ringan, yakni lempung berpasir, cukup mengandung bahan organik dan
mempunyai drainase serta aerasi baik dengan pH 5 – 6,5.
Tanaman jarak kepyar
tidak tahan genangan air walaupun hanya beberapa hari, selain itu juga tidak
tahan pada tanah berkadar garam tinggi. Tanaman ini toleran terhadap kondisi
kering sehingga tanaman ini tersebar pada areal bercurah hujan rendah yaitu 300
– 700 mm/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian 5 –
450 m d.p.l. Pada saat ini sudah ada 3 varietas jarak kepyar yang sudah dilepas
berdasarkan SK Menteri Pertanian yaitu, 1)Asembagus 22 (Asb 22), 2) Asembagus
60 (Asb 60), 3) Asembagus 81 (Asb 81)
Keunggulan/nilai tambah inovasi:
Jarak
kepyar sesuai dikembangkan di daerah beriklim kering. Keunggulan tanaman jarak
antara lain mampu menghasilkan biji pada musim kemarau, ketika tanaman lain
tidak mampu tumbuh, serta adaptif ditumpangsarikan dengan tanaman lain misalnya
wijen, kacang hijau ataupun jagung.
Cara penggunaan inovasi , Pengolahan tanah
Lahan yang akan digunakan untuk penanaman jarak kepyar
dibersihkan dari sisa tanaman lama atau gulma. Dalam kondisi basah tanah diolah
dengan bajak 2-3 kali secara membujur dan menyilang petakan, kemudian diratakan
dan dibuatkan saluran drainase secukupnya. Selanjutnya dilakukan pemasangan air
jarak tanam antar barisan sesuai jarak tanam yang digunakan.
Tanam dan Sistem tanam
Waktu tanam dilakukan pada awal musim penghujan agar pada
saat memasuki musim kemarau tanaman sudah memiliki ketahanan yang cukup
terhadap cekaman kekeringan. Pola tanam yang dianjurkan adalah pola tumpangsari
dengan wijen, jagung, kacang tanah maupun kedelai. Jarak tanam jarak kepyar
untuk pola tumbangsari adalah 3 - 6 m antar barisan dan 2 m dalam barisan. Pada
antar barisan dapat diisi tanaman tumpangsari dengan jarak tanam sesuai
masing-masing komoditas. Tanam dilakukan menggunakan tali pelurus yang sudah
diberi tanda jarak tanam dalam barisan, benih jarak kepyar ditanam secara
ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang diisi 2 – 3 butir. Kebutuhan benih
untuk 1 ha berkisar antara 2 – 3 kg.
Pemeliharaan tanaman
Penyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam, sedangkan
penjarangan dilakukan secara bertahap, pada umur 2 minggu, disisakan 2 tanaman
per lubang kemudian pada umur 3 minggu disisakan 1 tanaman terbaik per-lubang.
Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu, penyiangan
berikutnya pada umur 6-8 minggu tergantung kondisi gulma di lapangan. Setelah
selesai penyiangan kedua dilakukan pembumbunan.
Pemupukan
Pemupukan pada jarak kepyar mutlak diperlukan agar
produktivitas dan mutu benih dapat maksimal. Jenis dan dosis pupuk yang
diberikan sangat tergantung dari tingkat kesuburan tanah, untuk kondisi umum
dosis pupuk per ha adalah: 40 – 60 kg N, 20 - 45 kg P2O5 , 15 – 30 kg K2O.
Pemupukan dilakukan 2 kali: pemupukan I pada saat tanam atau 2 minggu setelah
tanam dengan seluruh dosis P2O5 + K2O + 1/3 dosis N. Pemupukan II pada umur 8 –
9 minggu setelah tanam dengan 2/3 dosis N.
Pengairan
Pengairan diperlukan apabila terjadi kekeringan terutama
pada saat tanaman memasuki fase pembuahan.
Panen dan Prosesing Benih
Saat panen yang tepat dilakukan apabila buah sudah mulai
mengering. Panen yang dilakukan terlalu awal akan menurunkan kuantitas dan mutu
hasil, sebaliknya apabila terlambat berakibat hilangnya produksi karena buah
pecah sebelum dipanen. Tingkat kemasakan buah dalam satu malai (tros) tidak
bersamaan sehingga sebaiknya panen dilakukan apabila 75% buah dalam tros sudah
mengering. Pemanenan dilakukan menggukanan pisau yang tajam untuk memotong
tangkai malai dibawah kedudukan buah. Malai buah yang telah dipetik langsung
dijemur. Pada saat penjemuran buah dapat pecah dengan sendirinya, buah yang
tidak pecah dapat dipukul pelan-pelan sehingga kulit biji tidak pecah, atau
dikupas menggunakan alat pemecah buah jarak. Biji dipisahkan dari kulit dan
kotoran lain dengan ditampi, selanjutnya dijemur hingga kadar air mencapai 7 –
9 %. Sebelum dipasarkan biji dikemas dalam karung dan disimpan di tempat
kering.
Alat pengupas buah jarak sederhana. Untuk memutar roda
pengupasnya menggunakan tenaga manusia dengan cara dikayuh seperti sepeda.
Kapasitas kerja mesin mencapai 200 kg buah kering/jam, dengan persentase rusak
kurang dari 1%.
Rabu, 06 April 2011
Pria Bersenpi Rampok Kepala Gudang PKS
Rabu, 6 April 2011 | 11:42:11
BANDAR MASILAM,sumutcyber- Dua perampok dengan menggunakan senjata api (senpi), berhasil menggasak uang milik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Prima Sauhur Lestari Kerasaan Rp85 juta, Selasa (5/4) sekira pukul 08.30 WIB.
Uang itu dibawa Kepala Gudang, Tony alias Acin (29), warga Nagori Kerasaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Walau tidak ada korban jiwa, namun hampir saja nyawa Acin hilang, saat kejadian karena salah seorang perampok menembak kaca sebelah kanan mobil Rocky yang dikendarai Acin.
Saat kejadian, Acin bermaksud menuju gudang konsumen di Partimbalan tepatnya di Jalan Lintas Perdagangan–Bandar Tinggi Huta III Nagori Panombean Baru Kecamatan Bandar Masilam.
Diduga , perampok yang berjumlah 2 orang serta memakai helm corong warna hitam yang wajahnya sama sekali tidak terlihat mengendarai sepeda motor tanpa nomor polisi itu menyikat uang Acin Rp85 juta serta satu unit HP merek LG yang berada dalam sebuah tas yang dibawa Acin bersama kedua rekan Budi (31) dan Iwan (29) dari PKS PT Prima Sauhur Lestari.
Acin mengaku, dari awal dia sudah tahu ada yang membuntutinya. Setelah melewati tikungan simpang tiga Panombean baru dan karena sudah merasa curiga Acin pun kemudian langsung tancap gas sehingga terjadi aksi kejar-kejaran antara mobil yang dikendarai Acin dengan sepeda motor tersebut.
Lalu perampok tersebut menembak kaca mobil Acin hingga pecah. Karena takut Acin menyerahkan tasnya, sementara mobil yang dikendarai Acin masuk ke parit. Diduga, perampok lari ke Kuala Tanjung Kabupaten Batubara.
Muhammad Idris (25), yang ketika itu tengah mengenderai sepeda motor bersama anaknya melintas di jalan itu juga mendapat ancaman agar tidak mendekat, saat perampok itu beraksi.
Kapolres Simalungun AKBP Drs Marzuki MM mengatakan, korban dirampok dengan menggunakan senjata api. Pelaku berhasil membawa kabur HP merek LG dan uang Rp85 juta dari tangan Acin. Sejauh ini polisi akan terus melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku hingga ketemu.(bim/smg)
BANDAR MASILAM,sumutcyber- Dua perampok dengan menggunakan senjata api (senpi), berhasil menggasak uang milik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Prima Sauhur Lestari Kerasaan Rp85 juta, Selasa (5/4) sekira pukul 08.30 WIB.
Uang itu dibawa Kepala Gudang, Tony alias Acin (29), warga Nagori Kerasaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Walau tidak ada korban jiwa, namun hampir saja nyawa Acin hilang, saat kejadian karena salah seorang perampok menembak kaca sebelah kanan mobil Rocky yang dikendarai Acin.
Saat kejadian, Acin bermaksud menuju gudang konsumen di Partimbalan tepatnya di Jalan Lintas Perdagangan–Bandar Tinggi Huta III Nagori Panombean Baru Kecamatan Bandar Masilam.
Diduga , perampok yang berjumlah 2 orang serta memakai helm corong warna hitam yang wajahnya sama sekali tidak terlihat mengendarai sepeda motor tanpa nomor polisi itu menyikat uang Acin Rp85 juta serta satu unit HP merek LG yang berada dalam sebuah tas yang dibawa Acin bersama kedua rekan Budi (31) dan Iwan (29) dari PKS PT Prima Sauhur Lestari.
Acin mengaku, dari awal dia sudah tahu ada yang membuntutinya. Setelah melewati tikungan simpang tiga Panombean baru dan karena sudah merasa curiga Acin pun kemudian langsung tancap gas sehingga terjadi aksi kejar-kejaran antara mobil yang dikendarai Acin dengan sepeda motor tersebut.
Lalu perampok tersebut menembak kaca mobil Acin hingga pecah. Karena takut Acin menyerahkan tasnya, sementara mobil yang dikendarai Acin masuk ke parit. Diduga, perampok lari ke Kuala Tanjung Kabupaten Batubara.
Muhammad Idris (25), yang ketika itu tengah mengenderai sepeda motor bersama anaknya melintas di jalan itu juga mendapat ancaman agar tidak mendekat, saat perampok itu beraksi.
Kapolres Simalungun AKBP Drs Marzuki MM mengatakan, korban dirampok dengan menggunakan senjata api. Pelaku berhasil membawa kabur HP merek LG dan uang Rp85 juta dari tangan Acin. Sejauh ini polisi akan terus melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku hingga ketemu.(bim/smg)
Rabu, 23 Maret 2011
Sosialisasi Pengembangan Tanaman Jarak Kepyar
Bandar Masilam.(22/3/2011)
Pemerintah Kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan PT. Griya Sentosa Lestari melaksanakan Sosialisasi Pengembangan Tanaman Jarak Kepyar. Dengan bertemapat di Aula Nagori Bandar Masilam acara sosialisasi yang di hadiri oleh Camat Bandar Masilam, Bapak Ganie selaku Presir PT. Griya Sentosa Lestari dan Pangulu Nagori se Kecamatan serta para tokoh masyarakat, Tenaga Penyuluh Pertanian dan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan se-Kecamatan Bandar Masilam.
Afdoli, AP. MSi selaku Camat Bandar Masilam mengucapkan terima kasih kepada pimpinan PT. Griya Sentosa karena memberikan kepercayaan kepada masyarakat Bandar Masilam untuk Pertama sekali menerima sosialisasi Tanaman Tanaman Jarak Kepyar untuk Sumatera. Dengan Harapan Tanaman jarak ini mampu mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat sekaligus penjaga keseimbangan ekonomi masyarakat bandar Masilam yang selama ini tergantung pada tanaman Kelapa Sawit. Untuk itu Camat Bandar Masilam menghimbau agar seluruh peserta rapat dapat mensosialisasi secara luas serta mengembangkan tanaman jarak yang cukup prospek peluang usahanya ini, disamping keberadaan pimpinan PT. griya Sentosa Lestari yang merupakan putra Daerah yang ingin membangun kampung halaman sendiri.
Sementara Bapak Ganie selaku pimpinan PT. Griya Sentosa Lestari siap untuk membantu mengembangkan kecamatan Bandar Masilam melalui Pengembangan Tanaman Jarak. dalam arahannya beliau berjanji memberikan subsidi bibit dan menampung hasil panen dengan harga yang stabil melalui kontrak dengan kelompok tani. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir masalah pemasaran. dan tanaman Jarak memang cukup potensial dengan potensi hasil yag dicapai mampu 2-3 kali lipat dari penghasilan kelapa sawit yang selama ini mendominasi ekonomi masyarakat Bandar Masilam baik lahan pribadi maupun kelompok.
Jumat, 25 Februari 2011
Peringatan Maulid Nabi Muhammad bersama Wirid Yassin Akbar Bandar Masilam
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan wirid yassin akbar Bandar Masilam di Halaman Mesjid Amaliah Huta Sibatu-batu Nagori Pertimbalan. Peringatan yang dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 25 februari 2011 sekaligus dirangkai dengan pelantikan Pengurus BKM (Badan Kemakmuran Mesjid) Amaliah Sibatu-batu dan As Syiar Jatirejo. Acara ini turut dihadiri oleh Camat Bandar Masilam, Afdoli, AP. MSi, Ka KUA Kec. Bandar Masilam Azhari Hasibuan, SAg. dan Pangulu Partimbalan, Pandi serta tokoh masyarakat dan para ulama Nagori Partimbalan.
Acara diawali Pembacaan Ayat Suci Al Qur'an dilanjutkan penyampaian laporan oleh Ketua Panitia Ny. Afnita Pandi yang menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga acara peringatan Maulid ini dapat terselenggara. Pangulu Partimbalan Pandi dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih atas kebersamaan seluruh masyarakat sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik, dengan harapan ke depan acara-acara seperti ini dapat ditingkatkan. Begitu juga dengan dalam menjalankan roda pemerintahan perlu dukungan seluruh masyarakat termasuk pembayaran PBB tepat pada waktunya.
Selanjutnya Pengurus BKM dari 2 Mesjid yakni Mesjid Amaliah dan As Syiar turut dilantik oleh Ka KUA Kecamatan Bandar Masilam dengan berpesan kiranya dalam 3 tahun ke depan mesjid yang BKMnya saat ini dilantik dapat lebih meningkat baik dari segi bangunan maupun jama'ah yang melaksanakan sholat.
Sementara itu Camat Bandar Masilam dalam Bimbingan dan arahan menyampaikan bahwa Pemerintah kabupaten Simalungun tetap mendukung kegiatan keagamaan sebagai program pemerintah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat, begitu juga dengan bangunan rumah ibadah, pemkab Simalungun tetap mendukung, untuk itu diharapkan peran dan partispasi semua pihak. Lebih lanjut Camat Bandar Masilam menyampaikan agar masyarakat secara bersama-sam untuk mensukseskan MTQ dan Festival Nasyid Kecamatan Bandar Masilam ke 8 Tahun 2011.
Selain Siraman Rohani yang disampaikan oleh al Ustad Sirait SAg tentang cerita berkaitan dengan perjuangan Rasullah, Acara juga diisi oleh hiburan baik oleh remaja mesjid maupun anggota tim nasyid Nagori Partimbalan. (Ad)
Acara diawali Pembacaan Ayat Suci Al Qur'an dilanjutkan penyampaian laporan oleh Ketua Panitia Ny. Afnita Pandi yang menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga acara peringatan Maulid ini dapat terselenggara. Pangulu Partimbalan Pandi dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih atas kebersamaan seluruh masyarakat sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik, dengan harapan ke depan acara-acara seperti ini dapat ditingkatkan. Begitu juga dengan dalam menjalankan roda pemerintahan perlu dukungan seluruh masyarakat termasuk pembayaran PBB tepat pada waktunya.
Selanjutnya Pengurus BKM dari 2 Mesjid yakni Mesjid Amaliah dan As Syiar turut dilantik oleh Ka KUA Kecamatan Bandar Masilam dengan berpesan kiranya dalam 3 tahun ke depan mesjid yang BKMnya saat ini dilantik dapat lebih meningkat baik dari segi bangunan maupun jama'ah yang melaksanakan sholat.
Sementara itu Camat Bandar Masilam dalam Bimbingan dan arahan menyampaikan bahwa Pemerintah kabupaten Simalungun tetap mendukung kegiatan keagamaan sebagai program pemerintah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat, begitu juga dengan bangunan rumah ibadah, pemkab Simalungun tetap mendukung, untuk itu diharapkan peran dan partispasi semua pihak. Lebih lanjut Camat Bandar Masilam menyampaikan agar masyarakat secara bersama-sam untuk mensukseskan MTQ dan Festival Nasyid Kecamatan Bandar Masilam ke 8 Tahun 2011.
Selain Siraman Rohani yang disampaikan oleh al Ustad Sirait SAg tentang cerita berkaitan dengan perjuangan Rasullah, Acara juga diisi oleh hiburan baik oleh remaja mesjid maupun anggota tim nasyid Nagori Partimbalan. (Ad)
Langganan:
Postingan (Atom)